Thursday, January 28, 2010

Cangkir Yang Cantik

Sepasang datuk dan nenek pergi berbelanja di sebuah kedai cenderahati untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertumpu kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si datuk.


Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatianmu, perlu diketahui bahawa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah selonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengusaha dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “Belum!” lalu ia mulai menyodok dan menumbukku berulang-ulang. Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam ketuhar api. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “Belum!”

Akhirnya dia mengangkat aku dari api itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh..ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.

Wanita itu berkata “Belum!” Lalu ia memberikan aku kepada seorang lelaki dan dia memasukkan aku lagi ke ketuhar api yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Dia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku di dalam kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, kerana di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.


***

Moralnya, dalam kehidupan ini adakalanya kita seperti disuruh berserah kalah, ada kalanya kita seperti ditimpa permasalahan kehidupan. Tapi sadarlah bahwa lakon-lakon itu merupakan cara Allah untuk membuat kita lebih kuat dan tabah. Memang pada saat itu tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan.

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila terjerumus ke dalam berbagai dugaan. Sebab setiap ujian menghasilkan ketekunan.

Apabila sedang menghadapi ujian hidup (diuji Allah), usah mudah berkecil hati, kerana akhir dari apa yang sedang dihadapi adalah kenyataan bahawa ianya lebih baik, dan makin cantik dalam kehidupan ini. Kalaupun bukan di kehidupan dunia, kuasa Allah menentukan kebahagiaan di akhirat kelak.

Allah Maha Kuasa menentukan segalanya.

No comments:

Post a Comment